SEKSI PENDIDIKAN MADRASAH KABUPATEN BANGKALAN

Kamis, 16 Mei 2013

KI HERU COKRO BEKALI GURU RA DAN PAUD SE KABUPATEN BANGKALAN CARA MENDONGENG DENGAN HATI


Pernah pada suatu masa dimana setelah sholat anak-anak bersiap-siap ke tempat tidur melepas lelah setelah seharian bermain dan belajar, menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru di sekolah. Sebelum tertidur lelap sudah menjadi tradisi seorang ibu, nenek, bibi atau mungkin kakak mengisahkan suatu cerita pengantar tidur atau yang biasa kita sebut dengan mendongeng. Anak sungguh senang menyimak dengan seksama dongeng yang diceritakan. Sesekali mereka berdecak kagum dengan ketangguhan, ketangkasan dan kebaikan budi pekerti tokoh dalam dongeng atau mereka geram dengan tabiat tokoh-tokoh antagonis yang memainkan peran buruknya yang mengesalkan. 

Sembari menyimak alur cerita, anak terhanyut dalam imajinasinya masuk ke dalam cerita, mendaki gunung, menuruni lembah, memasuki hutan, mengarungi samudra, menjelajah angkasa, atau menari-nari meniti pelangi dengan segala keindahan yang ada di dunia dongeng.  Apa yang didengar dalam dongeng seakan terlihat nyata di depan mata. Namun terkadang, anak-anak sudah terlelap sebelum dongeng selesai dikisahkan, bahkan lucunya lagi, tak jarang yang mendongengkan juga ketiduran sementara anak-anak masih penasaran dengan kisah yang diceritakan.  

Kehangatan suasana itu mungkin akan selalu dirindukan oleh mereka yang dulu di masa kecil pernah mengalaminya. Suasana  yang menjalin dan mengeratkan  ikatan emosional antara pendongeng dan yang di dongengkan. Namun setelah beberapa dasawarsa berlalu ketika stasiun televisi satu persatu masuk ke rumah-rumah meramaikan hari dan malam kita, maka anak-anak tidak lagi diantar tidur dengan dongengan yang penuh dengan imajinasi dan inspirasi, kebanyakan dari merka beranjak sendiri ke kamar tidur meninabobokan diri dengan game-game seru di HP ibu atau ayahnya, sedangkan sang Ibu dan Ayah menikmati sisa malam dengan berbagai suguhan sinetron, komedi dan film laga. Bahkan tak jarang anak-anakpun ikut meninabobok kan diri di samping ibunya yang sedang menonton, maka tak heran bila kita melihat perubahan besar pada perkembangan anak zaman sekarang. Bayangkan, pada usianya yang masih belia mereka sudah dijejali oleh tontonan yang mencontohkan perilaku-perilaku yang sungguh tidak patut, terlebih untuk anak seusia mereka. Akibatnya, anak meniru perilaku yang ditontonya, berbagai berita menghebohkan pun bermunculan, misalnya seorang anak mensmack-down temannya hingga babak belur akibat menonton program adu otot yang disaksikan di televisi, anak-anak usia SD/MI bahkan TK/RA sudah berani melakukan perbuatan asusila dan lain sebagainya. 


paragraf diatas merupakan penggalan ungkapan  keresahan para praktisi pendidikan di kabupaten Bangkalan. Hal ini terungkap ketika Ikatan Guru RA (IGRA) mengadakan acara Pelatihan Mendongeng bagi GUru RA/TK dan PAUD. Acara yang digelar pada hari Rabu 15/5 di Aula MAN Model Bangkalan ini diikuti oleh sekitar 500-an peserta yang terdiri dari Guru RA, TK dan PAUD se- Kabupaten Bnagkalan.

Dra Husnul Chotimah salah satu Panitia yang berhasil dihubungi mengatakan bahwa acara ini diadakan karena semakin pudarnya budaya mendongeng di  masyarakat. "kami berharap dengan adanya acara ini budaya mendongeng bisa kita galakkan kembali." pungkasnya.


Dalam acara ini IGRA sempat mendatangkan Ki Heru Cokro sebagai nara sumber.  Ia adalah salah satu pakar mendongeng dari Kota Surabaya. Ki Heru juga merupakan pemerhati pendidikan yang sudah banyak dikenal masyarakat Jawa Timur. " Agar pesan yang hendak kita sampaikan bisa diterima oleh anak-anak, kita harus melakukannya dengan hati." Kata Ki Heru di sela-sela ceramahnya.

Pada tiap kesempatan tidak jarang Ki Heru mendemontrasikan tekhnik mendongeng sambil bertepuk, bernyanyi, berjingkrak serta bertingkah seperti anak-anak usia RA/TK. " dalam mendongeng tidak akan pernah lepas dari dua dunia. yaitu, dunia anak-anak dan dunia lain " katanya sambil terbahak. " jangan salah paham dulu. Maksud Ki Heru adalah dunia fiksi atau dunia imajinasi yang tidak terbatas " katanya menjelaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar